Gugat Drupadi

by

Senja yang ungu, ungu yang dalam
benar-benar dalam.
Menjelang ajal Dursasana
raja yang gagah perkasa dan pongah itu
langit seperti menutup matanya dengan kain hitam
O... Dursasana
mulutmu yang kasar itu,
kini telah hancur digepuk gada Werkudara

"Hmmrgh... Dursasana ayo kalau kamu masih bisa bicara, bicaralah!"

Namun Dursasana hanya diam,
matanya sudah terkatup
hanya terdengar suara nafasnya dalam tenggorokan yang telah peyok.
Sedetik kemudian,
dengan kukunya Werkudara menyudet perutnya,
merobek dadanya,
meremukkan tulang rusuknya.
Kemudian ia memeras darahnya ke dalam bokar.

Gurrr... gugur...
Sang raja telah gugur,
peperangan terhenti
hanya tinggal bau anyir darah bercampur debu.

Menjelang gelap,
di antara bayang kelelawar dan roh Aswatama yang terkutuk,
Drupadi, puteri dari Pancawala itu
matanya berkaca-kaca mendengar Dursasana telah gugur,
kini dendamnya telah lebur.

Api dendam itu masih menyala di matanya,
ketika ia dipertaruhkan dalam meja judi.
Nasibnya ada di dalam kocokan dadu.

"Hei apa hakmu Yudhistira mempertaruhkanku di perjudian dadu keparat ini?"

Namun Yudhistira hanya diam Drupadi hanyalah perempuan.
Dalam perjudian itu, Yudhistira kalah dan harus menyerahkan Drupadi kepada Dursasana.
Itulah awal mula Drupadi menjadi budak, martabatnya terjungkal ke dalam kubangan lumpur.

Dan sejak itu,
ia bersumpah tidak akan menggelung rambutnya sebelum keramas dengan darah Dursasana. Dan kini Wrekudara telah melunaskan dendamnya.
Darah dalam bokar itu, diguyurkan pada sekujur tubuhnya, mengeramasi rambutnya yang panjang terurai.

"Hei dunia aku Drupadi, menuntut hakku sebagai perempuan.
Ketika kau telanjangi aku, aku akan menjadi liar dan mencabik-cabikmu.
Ketika kau mencekikku, aku akan menjerit hingga menulikan telingamu.
Aku Drupadi, aku perempuan.
Takkan ku biarkan kau menjamah payudaraku yang agung.
Takkan ku biarkan kau menyentuh wajahku yang suci.
Aku Drupadi,
aku hanya menuntut hakku sebagai perempuan,
tidak akan lebih.

Ambarbinangun, 23 Desember 2012

*dibacakan dalam penutupan LKK HMI Bulaksumur