Kepada Proklamator

by

Apa kabar bung-bung di peristirahatan?
Sehat bung?

Malam itu jum'at legi, menjelang sahur di meja makan tuan Laksamana Maeda, diawasi tentara jepang yang setengah mabuk ; Bung rumuskan teks proklamasi yang kini telah enam puluh sembilan tahun usia kemerdekaan. Malam sebelumnya, kau bung bersama istri dan anak bayimu (Guntur) diculik tiga orang pemuda gila didikan Bapak Republik Tan Malaka, ke Rengasdengklok di Karawang.

Mungkin bung-bung bisa melihat sendiri, negara yang bung merdekakan kini telah banyak mengalami kemajuan.

Tempat dulu bung-bung rapat kemerdekaan di kawasan Harmoni kini telah menjadi kawasan elit pertokoan, rumah bersejarah di Menteng tempat bung-bung merumuskan proklamasi kini menjadi museum tua dan sepi seolah murung melihat pembangunan : kawasan apartemen mewah lengkap dengan kolam renang dan penjagaan security 24 jam.
Rengasdengklok tempat bung dulu diungsikan kini di sekitarnya tumbuh subur pabrik-pabrik, kebanyakan pabrik dari Jepang, Bung.

Mungkin Bung-Bung bisa melihat sendiri, rakyat yang kau merdekakan kini telah jauh lebih cerdas, Bung.

Malam ini, sebagian masyarakat melakukan tirakatan mengenang para pejuang termasuk Bung. Tapi sebagian lain, yang pintar agama, menganggap tirakatan itu syirik, karena tidak ada dalam syariat. Atau sebagian lagi memilih bermalam minggu, katanya untuk merefresh otak biar tetap produktif. Besok hari kemerdekaan, ada yang menggerutu kenapa jatuh di hari minggu. Di kampung sebelah ada lomba kecil-kecilan Bung, karena persiapannya dadakan, tahun kemarin sepi, entah besok. Karena sebagian lebih tertarik datang ke department store, di sana lagi banyak diskon khusus hari kemerdekaan.

Mungkin Bung-bung bisa lihat sendiri, di berita-berita televisi kini elit politik makin pandai Bung. Bicaranya sudah tingkat tinggi dan kadang sulit dimengerti.

Itu Bung sedikit kabar kemajuan setelah enam puluh sembilan tahun kemerdekaan.
Apa kabar Bung-Bung di peristirahatan?
Sehat Bung?

Karawang, 16 Agustus 2014 22:30